“Seorang
dokter harus bisa berkomunikasi, harus bisa menyampaikan informasi tentang penyakit
dan harus bisa memberikan empati”, itulah
potongan kalimat dari Serial televisi drama medis Amerika Serikat, The Good
Doctor.
Film
yang dibintangi Freddie Highmore sebagai Shaun Murphy, seorang
dokter bedah muda di Rumah Sakit San Jose St. Bonaventura yang menderita sindrome
Autisme dan
Savant.
Dokter
muda ini memiliki masa kecil yang bermasalah, dengan kemampuannya yang cerdas serta
penglihatan yang jelas dalam mencatat detail berbagai perubahan per menit hasil
medis pasiennya dia berusaha untuk menyelamatkan nyawa si pasien, serta harus
berjuang dari diskriminasi sosial.
Dalam
episode pertama The Good Doctor dengan judul Burnt Food berkisah
tentang awal mula perjuangan Presiden San Jose St. Bonaventure Hospital, Dr.
Aaron Glassman, untuk merekrut dokter Shaun Murphy menjadi staf dalam kelompok
dokter bedah yang dipimpin oleh Dr. Neil Melendez.
Perdebatan
para dewan rumah sakit, antara pro dan kontra untuk menerima kondisi Shaun
Murphy sebagai dokter di rumah sakit tersebut. Karena kekurangannya yang autis
dan susah untuk bersosialisasi menjadi faktor utama untuk tidak diterimanya sebagai
dokter ahli di rumah sakit tersebut.
Salah
satu dokter menyatakan bahwa,” Bagaimana Shaun bisa menjadi Dokter bedah disini
? Dia hanya seorang autis dan susah bersosialisasi. Sementara seorang dokter
bedah harus bisa berkomunikasi karena harus bisa menyampaikan informasi tentang
penyakit pasiennya dan harus bisa memberikan empati pada pasien dan keluarganya”.
Saat
para dewan rumah sakit sedang rapat, Shaun Murphy baru saja mendarat di bandara
dan melihat kejadian kecelakaan yang dialami seorang anak laki-laki yang sedang
ditolong oleh dokter. Shaun melihat dokter tersebut salah meletakkan kain untuk
menyumbat perdarahan, sehingga anak tersebut kesulitan bernafas, lalu dengan
bantuan Shaun dan alat seadanya, Shaun berhasil menyelamatkan hidup seorang
anak dan rupanya kejadian tersebut direkam sehingga menjadi viral di
internet.
Ketika
Shaun sampai di rumah sakit, para dewan melihat video viral Shaun yang sedang menyelamatkan
seorang anak. Lalu rapat dewan dimulai kembali dan Shaun Murphy diminta untuk
menjelaskan mengapa ia ingin menjadi seorang dokter? Ketika dewan menunggu
jawaban Shaun yang sangat lama sekali, Shaun akhirnya berbicara.
“The day that the rain
smelled like ice cream, my bunny went to heaven in front of my eyes. The day
that the copper pipes in the old building smelled like burnt food, my brother
went to heaven in front of my eyes. I couldn't save them. It's sad. Neither one
had the chance to become an adult. They should have become adults. They should
have had children of their own and loved those children and I want to make that
possible for other people. And I want to make a lot of money so that I can have
a television."
Kalau
diartikan mungkin begini : “Pada hari ketika hujan berbau seperti es krim,
kelinci saya pergi ke surga di depan mata saya. Pada hari ketika pipa tembaga
di gedung tua berbau seperti makanan yang terbakar, saudara laki-laki saya
pergi ke surga di depan mata saya. Saya tidak bisa menyelamatkan mereka. Ini
menyedihkan. Tidak ada yang memiliki kesempatan untuk menjadi dewasa. Mereka
seharusnya menjadi dewasa. Mereka seharusnya memiliki anak mereka sendiri dan
mencintai anak-anak itu dan saya ingin membuat itu mungkin untuk orang lain.
Dan saya ingin menghasilkan banyak uang sehingga saya bisa memiliki televisi”.
Jawaban
Shaun tentu saja membuat seluruh sidang menitikkan air mata, Shaun Murphy,
seorang dokter muda autis akhirnya dapat diterima dan menjadi bagian dokter
bedah di rumah sakit tersebut.
Dari
film tersebut saya tertarik untuk membahas mengenai apa yang disampaikan dari
salah satu dokter dalam rapat dewan rumah sakit yang isinya bahwa seorang
dokter harus bisa berkomunikasi karena ia harus bisa menyampaikan informasi
tentang penyakit pasiennya dan harus bisa memberikan empati pada pasien dan
keluarganya.
Memang
seorang dokter wajib menguasai ilmu public speaking, seorang dokter tidak hanya
cakap dalam kompetensi kedokteran tapi juga harus cakap dalam mengkomunikasikan
ide-ide secara terstruktur, berbobot, dan jelas pada saat praktek maupun tidak.
Karena seorang dokter, perlu menjelaskan kepada pasien. Pasien bisa
mendapatkan proses penyembuhan dengan nasehat dari dokter. Dokter
harus memiliki kemampuan berbicara yang baik, dapat menenangkan hati pasien, tidak
menimbulkan rasa panik dan khawatir bagi pasien dan keluarganya, dokter harus mampu
mempresentasikan ide dan gagasan dengan jelas kepada banyak orang. Dokter juga harus
mampu melakukan transfer ilmu dengan baik ke suster dan tentu saja pada
akhirnya dapat meningkatkan rasa suka pasien dan keluarganya pada dokter
tersebut.
0 komentar:
Post a Comment