" Hadirin yang kami hormati, kami persilakan untuk berdiri sejenak karena kedua mempelai telah tiba di ruang resepsi pernikahan.
Kedua mempelai akan memasuki ruangan yang telah disulap bak istana kerajaan begitu mewah, megah, dan istimewa. Hadirinpun turut berjaga dihamparan karpet merah menyambut kehadiran sepasang anak manusia yang saling mengikat cinta sejati menuju singgasana kebahagiaan.
Prosesi iring-iringan keduanya berjalan menuju pelaminan disambut oleh pencak silat adat Betawi dengan alunan musik budaya Betawi. Kedua mempelai berjalan dihantarkan oleh orang tua yang terkasih dan keluarga besar.
Kedua mempelai dengan balutan busana berwarna biru muda, warna laut yang melambangkan begitu luasnya cinta kasih keduanya".
Kalimat tersebut diatas sering kita dengar dari MC acara resepsi pernikahan, begitu di dramatisir kata per kata atau kalimat yang diucapkan.
Memang dalam berbicara di depan umum atau dalam Public Speaking seorang pembicara harus bisa mendramatisir keadaan, sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Kenneth Burke bahwa setiap bentuk komunikasi adalah sebuah drama. Oleh sebab itu seorang pembicara haruslah bisa mendramatisir keadaan atau istilahnya adalah Dramaturgical Theory.
Dan menurut Walter Fisher : Setiap komunikasi itu adalah suatu bentuk cerita atau story telling. Maka dari itu sebagai pembicara harus mampu bercerita sesungguhnya tentang keadaan yang ada namun dengan kalimat-kalimat yang dapat mendramatisir suasana dan seorang pembicara itu harus memiliki potensi untuk berceramah (Narrative Paradigm).
Saturday, January 6, 2018
Home »
publicspeaking
» Berbicara Di Depan Umum Itu Harus Bisa Mendramatisir
0 komentar:
Post a Comment