This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Tuesday, August 29, 2017

Retorika Lipsynch Bisa Gak Ya?

Tadi pagi ada WA masuk yang isinya : "Apakah Speak Up Academy ada workshop untuk orang yang berkecimpung di bidang politik?". Maka kami menjawab :"Apakah ini tokoh politik atau caleg yang bermaksud untuk tujuan berkampanye? ". Lalu dijawab : " Ya, saya mau ikut serta dalam workshop yang temanya adalah bagaimana tips untuk berkampanye di depan publik ".

Memang saat ini ramai berbagai macam cara dilakukan oleh tokoh politik untuk nge"branding" partainya dan dirinya. Branding yang dilakukan masih ada juga dengan cara lama yaitu seperti buat slogan, visi dan misi, nama calon, nomor urut dan nama partai itu dilakukan dengan pemasangan spanduk, poster, sticker dan flyers. Padahal cara ini untuk saat ini kurang efektif karena pada dasarnya orang sekarang lebih cerdas, lebih pintar untuk memilih.

Lalu cara apa yang lebih efektif dilakukan bagi para caleg atau tokoh politik untuk berkampanye? Faktor yang terpenting adalah bagaimana tokoh politik itu berbicara di depan publik atau bagaimana dia berkampanye atau menyampaikan retorika yang benar lalu selanjutnya pilihlah media komunikasi yang berdampak besar. Sekarang sudah lahir jejaring-jejaring sosial seperti Vblog, Instagram, Line, Whatsap, FB, Youtube, Blog, Web, dan lain-lain.

Disinilah terlihat pola perubahan komunikasi yang dahsyat dari masyarakat, yang tadinya vertikal menjadi horizontal, yang tadinya sifatnya eksklusif menjadi inklusif, yang tadinya individual menjadi sosial. 

Jadi tetap saja, tokoh politik tersebut harus memiliki keahlian dalam berbicara di depan publik. Karena tidak mungkin dia lakukan lip-synch saat berretorika atau saat berkampanye. (Lipsynch : lip-synch adalah sinkronisasi bibir atau sikap seseorang seolah benar-benar bernyanyi dengan menggerakkan bibirnya.
Setelah memiliki keahlian berbicara tersebut baru dapat menentukan media komunikasi yang dipilihnya yang efektif untuk menjaring konstituennya.


Sunday, August 27, 2017

Bahaya Teknologi Komunikasi Modern

Akhir-akhir ini  melihat berita di televisi banyak sekali kriminalitas yang bersumber dari media sosial. Saya jadi ingat film DISCONNECT sebuah film genre drama yang disutradarai oleh Henry Alex Rubin yang dirilis pada tahun 2013. Dalam film itu terlihat sisi negatif dari teknologi komunikasi modern .

Sinopsis ringkasnya begini :
Kisah pertama tentang seorang pengacara yang selalu tergantung dengan telepon genggamnya,  begitu juga dalam berkomunikasi dengan keluarganya. Ternyata anaknya adalah korban bullying melalui sosial media, yang mengakibatkan anak remaja tersebut melakukan percobaan bunuh diri.
Dalam kisah yang berbeda ada pasangan suami istri yang masuk dalam situasi hampir kehilangan semua materinya disebabkan karena segala rahasia pribadi termasuk keuangan mereka terungkap secara online.
Kisah berikutnya seorang duda mantan polisi yang sangat kesulitan membesarkan seorang anak karena ternyata anaknya adalah pembully online di kelasnya.
Dan kisah lainnya tentang seorang jurnalis ambisius yang berupaya membangun kisah tentang seorang remaja yang terlibat di situs dewasa.
Keempat kisah tersebut ternyata saling berhubungan, kisah mereka saling bertabrakan yang ujungnya adalah berjuang untuk terhubung dengan dunia jejaring sosial yang mengakibatkan hal negatif.

Dalam film drama yang berakhir dengan happy ending ini menceritakan bahaya teknologi komunikasi modern yang saat ini sama dengan di negara kita semakin merajalela. Kriminalitas dapat timbul dari jejaring sosial, bukan hanya bagi kaum urban namun dari kaum rural pun juga. Lalu bagaimana caranya mencegah agar kejahatan tidak terjadi lewat kemajuan teknologi komunikasi modern?
Caranya adalah kita sudah tahu bahwa akses internet memang tidak terbatas maka kita sebagai pengguna jejaring sosial jangan sampai lalai, maksudnya adalah kita jangan jadikan hal yang pribadi menjadi konsumsi publik, karena kelalaian kita akan hal ini maka menjadikan orang yang bermaksud jahat akan lebih mudah menjalankan aksi kejahatannya. Karena biasanya para pelaku kejahatan melalui jejaring sosial umumnya cerdas dan fanatik akan teknologi informasi tersebut. Untungnya saat ini pemerintah cepat tanggap dan sudah ada undang-undangnya. Namun kembali pada diri kita, kita harus tetap mawas diri dan tetap berhati-hati. Gunakan jejaring sosial dan teknologi komunikasi modern sebagaimana kegunaannya saja seperti alat komunikasi, alat hiburan, dan alat pembelajaran. Kita harus lebih cerdas dari pelaku kejahatan.



Monday, August 21, 2017

Bukan 2 !!! Kamu harus punya 5 !!!

Seberapa banyak yang harus kita miliki?
Bukan 2 !!! Tapi kamu harus punya 5 !!!
Maksudnya ???

Jika kita sudah punya basic (akademik), kita harus buka wawasan seluas-luasnya. 
Itu baru 2.

Selanjutnya jika harus 5 yang kita miliki, yang lainnya apa?

Point ketiga yang harus dimiliki adalah Skill (keahlian)...Dan yang ke 4 kita harus memiliki experience (pengalaman)

Belum cukup jika cuma punya 4 itu, karena bila kita sudah punya 4 itu tetapi kita tidak bisa mem"presentasi"kannya maka bisa percuma, karena cuma kamu yang tahu, orang lain tidak tahu. 

Jadi kamu harus punya 5 : basic, wawasan, skill, experience dan bisa presentasi. 

Pesan ini disampaikan oleh Of Course!!! (Speak Up Academy).
www.speakupacademy.co,id
wapp 087889060893