This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Wednesday, April 19, 2017

Sunday, April 16, 2017

"Jika Fotonya Menarik Maka Akan Saya Panggil Untuk Wawancara"


Banyak sekali fresh graduate yang belum diterima kerja. Sedikit miris namun mungkin karena memang belum rejekinya. 

Kalau saya tanya beberapa teman di bagian HRD, macam-macam alasan kenapa tidak diterimanya pelamar itu. Ada HRD yang cara menyeleksinya dengan melihat lamaran dan CV pelamar dari fotonya dulu. "Jika fotonya menarik maka akan saya panggil untuk wawancara", begitu caranya menyeleksi pelamar. 

Ada teman saya HRD juga mengatakan : "bagaimana saya mau terima pelamar itu, memang sih fresh graduate dari universitas negeri, sombongnya minta ampun". 

HRD  lain lagi memberikan alasan : "Kalau saya akan menerima fresh graduate dari universitas yang biasa-biasa saja, karena pasti tidak sombong, bisa diatur, dan akan loyal. Kalau dari universitas yang TOP, yang keren-keren, maka karakter anaknya juga sombong, susah diatur dan nantinya tidak loyal, yang ada baru beberapa bulan sudah pindah, akhirnya saya yang harus cari lagi". 

Begitulah macam-macam alasan kenapa tidak diterimanya pelamar yang fresh graduate. Dan masih banyak lagi cara bagaimana menyeleksi para pelamarnya.

Lalu bagaimana menyikapinya ?
Menyikapinya adalah jika anda fresh graduate, apakah anda sudah menjalani hal-hal dibawah ini ?


Sebagai pelamar haruslah :
1.     Menguasai Materi
               Posisi apa yang anda lamar? Anda harus kuasai posisi tersebut.
-          Sebelum anda melamar posisi tersebut anda pelajari posisi tersebut,      jobdesc nya, apa yang menjadi tanggung jawab anda dalam           
       pekerjaan.

-          Saat mengirim lamaran anda buat lamaran dan cv anda berbeda dari 
       yang lain. Tuliskan apa yang menjadi kelebihan (strength) diri anda. 
       Pasang foto anda yang paling fotogenic, jadi saat melihat foto anda, 
       eye catching orang melihatnya.

-          Setelah anda dikabarkan untuk datang interview, kembali anda      
       review strength anda, jobdesc posisi yang anda lamar, dan pelajari    
       perusahaan tersebut.

-          Saat datang interview, anda harus keluarkan semangat, antusias dan 
       energik anda agar orang yang menginterview anda akan terhipnotis 
       dan terbawa dengan apa yang anda sampaikan.

-      Ingat dalam membuat lamaran dan cv haruslah dibuat oleh anda sendiri agar anda paham betul dengan diri anda sendiri.  Dan anda harus menjiwai semua materi strength diri anda, jobdesc anda , sehingga anda dapat bercerita dan menerangkan segalanya dengan mudah. Dalam menyampaikannya gunakan bahasa yang mudah dimengerti dan komunikatif, tidak perlu panjang lebar, singkat padat dan lengkap.

2.   Penguasaan ruang & orang yang akan ditemui
-      Saat memasuki ruang interview, anda harus bersikap sopan dan yakin. Jangan "celingak celinguk" tanda ketidak tahuan. Berdiri dan berjalan menuju orang yang akan mewawancarai anda dengan yakin dan lebih mendekatkan diri dengan orang tersebut.

-      Saat diwawancara tidak ada salahnya anda bertanya apa posisi orang tersebut, tanyakan dengan sopan dengan berikan kesan dekat dan akrab namun jangan merasa sok dekat & sok akrab.

-     Kuasai ruangan yang anda masuki agar tidak ada hambatan . Bukan tidak mungkin orang yang akan mewawancarai anda mempunyai niat yang tidak baik. Jika anda sopan maka orang lainpun akan sopan menerima anda, bahkan akan terkesan dengan anda.

-     Munculkan diri anda yang penuh wibawa dan elegan sehingga orang akan respect dengan anda.

-     Saat diwawancara, mata anda harus memandang ke orang yang mewawancara. Awali sapaan dengan selamat pagi atau siang. Agar orang mewawancarai anda merasa dekat dan terperhatikan. Tentu akhirnya orang yang mewawancarai anda akan lebih mudah menerima apa yang anda sampaikan. Sambil anda memperhatikan ruangan dan gerakan orang yang mewawancarai anda.

-     Duduklah dengan rapih, dengan penampilan anda yang baik, jika perlu mencatat anda dapat mencatat sambil melihat pandangan anda ke orang yang mewawancarai anda. Karena orang akan merasa dihargai jika orang tersebut anda perhatikan.

3.    Teknik Olah Vokal & Teknik Olah Tubuh
-       Dalam berbicara menjawab pertanyaan dari si pewawancara, anda  harus atur suara anda, intonasi, ekspresi dan bahasa tubuh anda.
 Permainan tempo, volume suara, penekanan di kata-kata yang penting  begitu juga dengan ekspresi dan bahasa tubuh harus seirama.

4.    Penampilan
-      Tentu saja saat datang dalam panggilan wawancara, anda akan menjadi pusat perhatian orang yang akan mewawancarai anda, maka penampilan anda harus dalam kondisi baik.

-     Pakaian dan perlengkapan yang dipakai semua harus dicek. Seperti sepatu, aksesoris, baju tidak ada nodanya, kancing baju lengkap,dll.

-     Harus terlihat rapi semua seperti baju jangan kusut, tata rambut atau jika mengenakan kerudung maka gunakan warna kerudung yang sesuai, dan model kerudung jangan bermacam-macam sehingga membuat orang “pusing” melihat anda.

-      Pilih busana yang nyaman dan riasan wajah yang wajar. Jangan terganggu dengan busana yang dikenakan misalnya jika bergerak, harus angkat tangan, dll. Riasan wajah yang natural , aman dilihat, karena dengan dandanan yang menor maka image orang akan berubah, berikan kesan bersih smart dan wibawa.

-      Sampaikan segala sesuatu yang diharapkan pewawancara dengan hati-hati, jangan berkesan sombong, perlihatkan bahwa anda siap menerima pekerjaan dengan posisi yang anda inginkan.

-      Setelah wawancara selesai tanyakan pada pewawancara apakah sudah selesai waktu wawancara dengan anda? Jika sudah maka anda dapat meninggalkan ruangan tersebut. Jika ada yang kurang lengkap atau ada yang ingin ditanyakan lagi tentang anda, anda bisa tetap ditempat dan mungkin anda bisa sampaikan nanti anda bisa dihubungi di nomer telpon yang sesuai dengan data yang anda berikan.

-      Jika semua sudah anda persiapkan dengan baik, jangan lupa anda berdoa. 

Sebagai pelamar, orang akan melihat secara lengkap tentang diri anda seperti apa anda ? pribadi yang memiliki pola pikir kah? bagaimana wawasan anda? dan bagaimana pengalaman anda? Apakah anda seorang yang santun, loyal, dan dapat bekerjasama?
    Jika anda memiliki semua hal yang baik maka bukan tidak mungkin anda akan diterima saat itu juga, namun kembali lagi pada doa, jika pekerjaan tersebut memang rejeki anda maka anda akan diterima.
        
         Semoga anda bisa diterima kerja....!!!



         (Of Course 087889060893)

Saturday, April 15, 2017

Debat Publik Pilkada DKI Jakarta Putaran Kedua

Melihat tayangan televisi "Debat Publik Pilkada DKI Jakarta Putaran Kedua" beberapa hari lalu, dari segi cara berkomunikasi kedua calon tersebut, mengingatkan saya pada teori komunikasi David K Berlo, model komunikasi SMCR. Dalam bukunya The Process Of Communication. Model komunikasi SMCR sebagai berikut :

S yaitu Source/ Sumber : ialah Komunikator, seorang sumber harus memperhatikan hal-hal berikut dalam berkomunikasi, yaitu:
a. Keterampilan berkomunikasi (communication skills) yang terdiri atas:
· Kemampuan sumber dalam menyusun tujuan komunikasi
· Kemampuan sumber dalam menterjemahkan pesan ke dalam bentuk signal atau   
  ekspresi tertentu
b. Sikap, terdiri atas:
· Sikap terhadap diri sendiri;
· Sikap terhadap pesan;
· Sikap terhadap penerima pesan (receiver)
c. Pengetahuan, meliputi:
· Pengetahuan sumber tentang receiver, media komunikasi yang sesuai, metode    
  pendekatan yang sesuai, serta pengetahuan tentang pesan;
d. Sistem sosial budaya, baik sumber maupun penerima harus memperhatikan sistem
    sosial budaya yang ada, meliputi:
· Norma yang dianut
· Sistem pengambilan keputusan
· Budaya yang berkembang dan dianut

M kepanjangan dari Messages/Pesan,  Pesan dikembangkan berdasarkan:
· Kode pesan (penggunaan bahasa, gambar yang disepakati)
· Isi (disajikan utuh atau terpotong?)
· Perlakuan (pesan dapat dicerna oleh kelima indera manusia?)

C nya adalah Channel/Saluran komunikasi. Saluran komunikasi yang digunakan
hendaknya:
· Baik menurut sasaran
· Dapat diterima oleh banyak sasaran
· Mudah digunakan oleh banyak sumber maupun penerima
· Lebih ekonomis
· Cocok dengan pesan

Channel disini artinya saluran atau media, komponen tersebut menurut Edward Sappir mengandung dua pengertian, yakni primer dan sekunder. Media sebagai saluran primer adalah lambang, misalnya bahasa, kial (gesture), gambar atau warna, yaitu lambang-lambang yang dipergunakan khusus dalam komunikasi tatap muka face-to-face communication), sedangkan media sekunder adalah media yang berwujud, baik media massa, misalnya surat kabar, televisi atau radio, maupun media nir-massa, misalnya, surat, telepon atau poster. Jadi, komunikator pada komunikasi tatap muka hanya menggunakan satu media saja, misalnya bahasa, sedangkan pada komunikasi bermedia seorang komunikator, misalnya wartawan, penyiar atau reporter menggunakan dua media, yakni media primer dan media sekunder, jelasnya bahasa dan sarana yang ia operasikan.

Dan yang terakhir R kepanjangan dari Receiver/ Penerima pesan, ialah Komunikan, penerima harus memperhatikan hal-hal yang sama dengan Source  atau sumber.
a    .     Sikap, terdiri atas:
· Sikap terhadap diri sendiri;
· Sikap terhadap pesan;
· Sikap terhadap sumber.
b    .     Pengetahuan, meliputi:
· Pengetahuan receiver tentang source dan pengetahuan tentang pesan;
c     .    Sistem sosial budaya, memperhatikan sistem sosial budaya yang ada, meliputi:
· Norma yang dianut
· Sistem pengambilan keputusan
· Budaya yang berkembang dan dianut


Setelah tahu mengenai teori komunikasi Berlo ini, silakan kita menilai sendiri, bagaimana kedua calon Pilkada DKI Jakarta putaran kedua dalam menyampaikan pesannya, dan dalam berkomunikasi, serta dalam bersikap. Selanjutnya terserah anda untuk menentukan, apakah keduanya menguasai hal-hal tersebut? Atau hanya salah satu yang menguasai hal tersebut diatas? 

Friday, April 14, 2017

No Texting While Talking

Banyak kejadian membahayakan gara-gara chatting di HP sambil menyetir. Ternyata bukan hanya itu saja gara-gara chatting di HP sambil jalan juga berbahaya. Sebuah survei yang dilakukan TextPlus menyatakan bahwa sebesar 65% pengguna ponsel mengaku sering chatting ria di HP ketika sedang berjalan kaki. Mereka yang berusia lebih muda ternyata lebih sering melakukannya. Sebesar 73% peserta survei usia 13-17 tahun chattingan saat berjalan kaki, sedangkan yang berusia 35-44 tahun hanya sekitar setengahnya saja. Hanya itukah bahayanya chatting di HP sambil mengerjakan sesuatu? Ternyata, bukan hanya itu......


Texting sambil bicara dengan orang lain itu juga berbahaya. Begini contohnya : ada istri diajak ngobrol suaminya di saat santai di rumah, tapi si istri asyik dengan HP nya. Mungkin kalau si suami suasana hatinya lagi tenang maka tidak akan terjadi apa-apa. Tapi kalau suasana hati suami lagi panas, banyak masalah di kantor, banyak pengeluaran yang membengkak, dan seribu masalah, maka saat lagi ngobrol dengan istri yang tujuannya untuk sekedar melepas lelah, eh melihat istrinya malah asyik dengan HP nya berchatting ria, tentu saja membuat amarahnya naik sampai ke ubun-ubun. Dan ini kenyataan...sampai akhirnya karena sering melakukan hal tersebut berulang kali, keributanpun terjadi, maka akibatnya rumah tangga diujung tanduk.

Lalu bagaimana secara etika, texting sambil talking?


Tentu saja tidak sopan, tidak menghargai lawan bicara. Siapapun yang diajak bicara saat itu tentu saja menginginkan lawan bicaranya serius mendengarkan. “Lagi diajak bicara kok malah asyik chatting an”. Mungkin membalas whatsap yang masuk saat itu sangat penting sekali, tetapi ada caranya. Jika bisa ditunda, yah ditunda. Jika tidak bisa ditunda maka dengan sopan meminta izin pada lawan bicara kita. Kita pasti tidak mau diremehkan orang lain, maka....kitapun jangan meremehkan orang lain. Jika inginn dihormati, hormatilah orang lain.