Friday, July 29, 2016

Legally Blonde : Don’t judge a book by its cover.


Sosok gadis kaya, cantik, modis dan sosialita “banget” muncul di kampus Harvard yang serba serius. Gadis ini muncul dengan pakaian yang serba pink “ngejreng”, pakai kipas berbulu, dan anjing chihuahua kesayangannya. Tidak ketinggalan karpet empuk, sofa serta seperangkat alat make-up.

Elle Woods yang diperankan Reese Witherspoon tak menyangka bisa masuk kampus yang terkenal serius. Meski film lama, film komedi Legally Blonde (2001) yang disutradarai oleh Robert Luketic ini layak ditonton kembali.

Dalam film “Legally Blonde”, si blonde berjuang keras menumpas anggapan buruk tentang dirinya. Bukan apa-apa, di Harvard, gadis-gadis tipe ini dianggap tidak memiliki kecerdasan yang optimal. Kisah cintanya pun kandas. Ia terluka dan sakit hati ketika kekasihnya mengatakan, dia nggak cukup cerdas serta tak memiliki masa depan yang baik.
  
Elle geram. Ia belajar keras bagaimana menjadi seorang “gadis kutu buku” demi masuk Harvard. Bahkan untuk menarik perhatian, Elle mengirimkan video essay yang berbeda dengan calon pelajar di Harvard lainnya. Bayangkan video berbikini di pinggir kolam renang! Pastinya dong para dewan kampus luluh hatinya dan Elle masuk ke Harvard Law School.

Perjuangan menjadi gadis kampus Harvard yang smart belum usai. Ia mengalami kesulitan dengan para mahasiswa, terutama dengan sang mantan pacar yang meremehkannya. Elle juga merasa kesulitan untuk mengikuti materi kuliah di kelas. Elle down, dan hampir menyerah.

Untunglah seorang mahasiswa tingkat akhir yang tampan bernama Emmett Richmond memberi Elle saran yang sangat simpel dan mungkin bisa kita terapkan di bangku kuliah. Mau tau?
1. Pelajari karakter dosen. Tipe seperti apa mereka? Apakah mereka tipe dosen yang suka dengan mahasiswa yang kritis dan menyukai diskusi, atau dosen teksbook yang tidak suka di debat. Atau bahkan dosen killer, yang tidak dapat disangka pikirannya dan sering memberi kuis dadakan sehingga mahasiswanya harus siap setiap saat.

2. Pelajari materi sebelum kuliah. Pelajari gaya dosen mengajar, biasanya tipe kuis dan ujian apa yang mereka berikan.

Intinya tidak hanya materi kuliah, tapi pelajari juga karakter sang dosen. Inilah kunci rahasia untuk mengetahui bagaimana membuat perhatian dan membuat dosen ini terkesan. Targetnya masuk daftar list mahasiswa berpotensi bagi sang dosen. Dan hal ini berpengaruh ketika sang dosen mencari mahasiswa berpotensi untuk bekerjasama dengan mereka.

Tantangan lain sang gadis blonde dalam film ini adalah saat ikut membantu memecahkan kasus pembunuhan. Beruntunglah ia karena memiliki pengetahuan fashion sehingga misteri pembunuhan dapat terungkap.

Film ini meskipun sangat ringan dan sederhana, tapi mampu menghadirkan berbagai polemik yang dapat kita temui dalam kehidupan. Jangan menilai seseorang dari segi penampilan. Ingat kata-kata bijak, don’t judge a book by its cover. Mengenai pepatah ini pernah dibahas dalam artikel : http://www.presenterofcourse.com/2015/07/dont-judge-book-by-its-cover.html  dan http://www.presenterofcourse.com/2016/02/dont-judge-book-by-cover.html

Pepatah dalam bahasa Inggris ini sering kita dengar. Artinya jangan menilai isi buku dari sampul luarnya. Saya sedikit tidak setuju dengan pepatah ini....kenapa? karena di negara kita biasanya menilai sesuatu dari penampilan luarnya dulu..baru bisa tahu banyak tentang isinya.

Contohnya saat kita ditegor oleh orang yang "awut-awutan" , dengan tidak santun, maka kita tidak akan menanggapi orang tersebut.
Tapi sebaliknya jika kita ditegor oleh orang yang rapih, santun, kita akan tertarik untuk menanggapinya. Padahal ternyata orang tersebut bermaksud jahat. Memang dilema sekali ya. ..
Bicara tentang penampilan ternyata penampilan itu sangat penting. Apalagi untuk anda yang selalu bertemu dengan public atau berprofesi sebagai public speaker.
Penampilan sangat menunjang profesi kita. Sebagai MC, public speaker, selebritis atau profesi apapun yang mengharuskan kita bertemu dengan public maka diharuskan berpenampilan yang baik, yang santun, yang sopan, maka orang lain akan menanggapinya dengan baik pula.

Seorang public speaker harus memperhatikan penampilannya dari ujung kaki hingga kepala. Dari pakaian, model rambut hingga cara bicara dan cara berjalan.


Yuk kita atur diri kita untuk lebih berpenampilan baik...agar orang bisa menilai diri kita adalah seorang yang baik, yang sopan, yang santun.

0 komentar:

Post a Comment