Sunday, June 19, 2016

Public Speaking : Perhatikan Bentuk Ruangan

Pada saat kita diminta untuk menjadi public speaker, kita harus tahu bentuk ruangan apa yang digunakan saat acaranya. Karena ini akan mempengaruhi persiapan yang akan kita lakukan.
Pengaturan bentuk ruangan tersebut disesuaikan dengan jumlah audience yang akan hadir dan suasana yang akan dibangun seperti apa. Sebagai public speaker dengan mengetahui bentuk ruangan tersebut maka setidaknya kita sebagai public speaker akan membayangkan kita akan berdiri dimana dan audience akan berada dimana. 
Bentuk ruangan yang biasanya dilakukan tergantung pula dengan kegiatannya. Berikut bentuk ruangan yang biasanya digunakan adalah :

1. Theatre style
Penataan tempat duduk dengan theatre style atau bergaya teater dilakukan dengan mengatur kursi-kursi tanpa meja berbaris menghadap ke satu titik yang sama. Pola tata letaknya bisa membentuk garis lurus, melingkar, setengah lingkaran, dan miring. Model ini pengaturan paling mudah dibuat dan umum diterapkan pada sebuah pertemuan skala besar seperti seminar. Pengaturan model teater ini juga cocok diterapkan jika kegiatan rapat yang tidak ada aktifitas menulis. Gaya desain penataan ini hanya memungkinkan komunikasi antara peserta dengan pengisi rapat. Sementara itu, hubungan antara peserta dengan peserta lainnya sangat kurang.





2. U Style
Untuk acara rapat yang memerlukan presentasi, penataan tempat duduk berpola U sangat pas. Susunan meja-meja membentuk pola menyerupai huruf U dengan posisi kursi di belakang meja atau bidang luar. Model ini umumnya diaplikasikan pada pertemuan atau rapat direksi dan komite. Biasanya, ditambahkan proyektor dan speaker di bagian dalam sebagai focal point ruangan. Model penataan ini akan menimbulkan interaksi peserta agar terlibat di dalam suasana rapat. Model ini jangan diterapkan bila peserta rapat berjumlah lebih dari 25 orang karena akan membuat deretannya terlalu panjang.





3. Classroom
Tata letak ruang ini terinspirasi dari pola tempat duduk di dalam kelas. Pada bagian depan, ditambahkan whiteboard sebagai tempat menulis untuk melengkapi presentasi. Model ini paling cocok diterapkan pada rapat yang mengharuskan adanya referensi tambahan sebagai materi pembahasan dalam waktu yang cukup lama. Adanya meja di depan peserta juga akan mempermudah mereka mendapatkan suasana yang nyaman, baik untuk menaruh laptop maupun cemilannya. Sama seperti model teater, ruang berbentuk kelas ini mengharuskan peserta untuk fokus pada topik pembahasan, bukan saling berinteraksi. Kelebihan dari sisi pemimpin rapat, mereka lebih mudah mengatur jalannya pertemuan dan memantau semua peserta.




4. Conference room
Penataan ruang rapat bergaya konferensi dilakukan dengan menempatkan sebuah meja persegi panjang yang dikelilingi kursi. Pengaturan ini ideal diterapkan pada rapat direksi dan komite yang membutuhkan diskusi mendalam. Dengan penataan seperti ini, kondisi di ruangan dan interaksi peserta bisa berjalan dengan lebih baik. Namun model ini tidak cocok diterapkan apabila kegiatan rapat membutuhkan presentasi secara visual. Semakin besar ukuran meja yang digunakan maka semakin sulit terjalinnya komunikasi rapat yang baik.

pengaturan-tempat-duduk-model-konferensi.jpg

5. Round Table 
Dari segi karakteristiknya, round table atau meja berbentuk lingkaran bersifat dinamis dan santai. Oleh karena itu, model pengaturan pola melingkar ini cocok diaplikasikan pada pertemuan dengan suasana non-formal. Biasanya dalam meja tadi, selain terdapat bahan-bahan meeting, juga dilengkapi snack agar pertemuan berjalan rileks dan tidak kaku. Ruang seperti ini paling pas diterapkan pada pertemuan dengan interaksi yang sangat kuat dan saling mendukung.




Itulah bentuk ruangan yang perlu kita ketahui sebelum kita menjadi public speaker. Untuk mengetahui teknik bagaimana menguasai ruangan tersebut agar kita bisa menguasai audiencenya maka hubungi 087889060893 - Of Course !!! kamu bisa belajar banyak disana.

0 komentar:

Post a Comment